Senin, 02 Juni 2014

SISTEM PERHITUNGAN SOLAR CELL

SISTEM PERHITUNGAN SOLAR CELL


Energi baru dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel fotovoltaik) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya. Di Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari sangat besar dengan insolasi harian rata-rata 4,5 - 4,8 KWh/m² / hari. Akan tetapi energi listrik yang dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem.

Dalam merencanakan pembangunan PLTS terlebih dahulu diperhitungkan beban dari PLTS sehingga kita dapat menghitung kapasitas listrik tenaga surya yang akan dibangun. Berikut ini  merupakan contoh perhitungan beban pada perumahan tipe 36 sebanyak 10 unit rumah.
Asumsi Rencana Pembebanan
























Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%, karena keseluruhan komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark Hankins, 1991: 68).
Total energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar :
ET       = EA + rugi-rugi system             ET : Energi total termasuk rugi-rugi yang diperhitungkan
= EA + (15% x EA)                     EA : Energi total tanpa rugi-rugi            
= 51860 WH + (15% x 51860WH)             
= 59639 WH
Jadi total energi sistem yang disyaratkan sebesar 59639 WH

Perhitungan Kapasitas Daya Modul Surya
Kapasitas daya modul sel surya dapat diperhitungkan dengan memperhatikan beberapa faktor, yaitu kebutuhan energi sistem yang disyaratkan, insolasi matahari, dan faktor penyesuaian (adjustment factor). Kebutuhan energi sistem hasil perhitungan, yaitu sebesar 59639 WH. Insolasi matahari bulanan yang terendah adalah pada bulan Januari yaitu 3,91 (sumber BMG, BPPT). Diambil data insolasi matahari yang terendah agar PLTS dapat memenuhi kebutuhan beban setiap saat. Berikut merupakan tabel insolasi matahari untuk daerah Jakarta dalam kurun waktu satu tahun.

Tabel Insolasi Matahari
No
BULAN
INSOLASI MATAHARI
1
JANUARI
3.91
2
FEBRUARI
4.03
3
MARET
4.48
4
APRIL
4.62
5
MEI
4.37
6
JUNI
4.17
7
JULI
4.44
8
AGUSTUS
4.48
9
SEPTEMBER
5.05
10
OKTOBER
4.85
11
NOVEMBER
4.43
12
DESEMBER
4.21
13
rata-rata
4.42

Faktor penyesuaian pada kebanyakan instalasi PLTS adalah 1,1 (Mark Hankins, 1991 Small Solar Electric System for Africa page 68). Kapasitas daya modul surya yang dihasilkan adalah:

Kapasitas Daya Modul Surya   = ( ET / insolasi matahari ) x faktor penyesuaian  
                                                      = ( 59639 / 3.91 ) x 1.1

                                                      = 16702.27 ≈ 16800 WP


Besarnya kapasitas daya modul surya 16800 watt peak.

Satuan energi (dalam WH) dikonversikan menjadi Ah yang sesuai dengan satuan kapasitas baterai sebagai berikut:
                        AH      =   ET/Vs                          AH : kapasitas AH yang dibutuhkan
                                   =   59639 Wh / 24h           ET : Energi total termasuk rugi-rugi         
                                    = 2484,95 AH                         yang diperhitungkan
Hari otonomi yang ditentukan adalah satu hari, jadi baterai hanya menyimpan energi dan menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep of discharge (DOD) pada baterai adalah 80% (Mark Hankins, 1991: 68).
Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah:

            Cb        =  (AH x d) / DOD                Cb : kapasitas batrei
                        =   (2484.95 x 1) 0.8           AH : kapasitas AH yang dibutuhkan
                        = 3107 AH                                d : day (hari)

Perhitungan Kapasitas Battery Charge Regulator (BCR)
Beban pada sistem PLTS mengambil energi dari BCR. Kapasitas arus yang mengalir pada BCR dapat ditentukan dengan mengetahui beban maksimal yang terpasang. Beban maksimal yang terjadi pada sore hari adalah 4750 watt pukul 17.00 (Gambar 2.). Dengan beban maksimal tegangan sistem adalah 24 volt maka kapasitas arus yang mengalir di BCR:
I maks = P maks / Vs
             = 4750 W / 24V
             = 197.9 A
Jadi kapasitas BCR yang digunakan harus lebih besar dari 197,9 A.

            Perhitungan Kapasitas Inverter
Spesifikasi inverter harus sesuai dengan Battery Charge Regulator (BCR) yang digunakan. Berdasarkan tegangan sistem dan perhitungan BCR, maka tegangan masuk (input) dari inverter 24 V DC. Tegangan keluaran (output) dari inverter yang tersambung ke beban adalah 220 V AC. Arus yang mengalir melewati inverter juga harus sesuai dengan arus yang melalui BCR. Berdasarkan perhitungan kapasitas BCR, arus maksimal yang dapat melewati BCR sebesar 197,9  ampere. Berarti kapasitas arus Inverter yang digunakan harus lebih besar dari 197,9  ampere.

Kapasitas PLTS Terpasang
A. Modul Surya
Modul photovoltaik yang akan digunakan mempunyai spesifikasi sebagai
berikut:
Kapasitas Daya                    : 100 WP
Arus Maksimum                   : 6 Ampere
Tegangan maksimum        : 16,5 Volt
Karena kapasitas daya modul surya dibutuhkan 16800 W dan kapasitas daya 1 unit photovoltaik 100 WP dapat dibuat persamaan:
m     = kapasitas daya / kapasitas per unit
            = 16800 / 100
            = 168 unit.
Modul surya terdiri dari 168 modul PV yang dihubungkan secara seri dan paralel, 2 modul dipasang secara seri, kemudian 84 kelompok seri dipasang  dipasang secara paralel. Array PV mempunyai Im = 504 A dan Vm = 33V yang setara dengan daya keluaran (Pm) 16632 watt.
B. Baterai
Kapasitas baterai yang digunakan adalah 200 AH dengan tegangan 12V. Karena tegangan sistem yang digunakan adalah 24V, dan kapasitas baterai 3107 ≈ 3200 AH  maka baterai sebanyak  16 buah baterai, 2 buah dipasang secara seri dan 8 kelompok seri di paralelkan.



C. Battery Charge Regulator
Battery Charge Regulator (BCR) mempunyai dua fungsi utama. Fungsi utama sebagai titik pusat sambungan ke beban, modul sel surya dan beterai. Fungsi yang kedua adalah sebagai pengatur system agar penggunaan listriknya aman dan efektif, sehingga semua komponen-komponen system aman dari bahaya perubahan level tegangan. BCR yang digunakan adalah BCR dengan kapasitas arus 200A, dan tegangan 24V.

1 komentar: